Kau Mengenalku Tak Lebih Hanya Sebatas Teman

Banda Aceh - Mengawali tulisan dari 4 huruf, 2 suku, "Peka". Menjabarkannya dalam pandangan yang berfokus sosial. Mengkaitkannya dengan rasa kepedulian. Kata peka adalah sensitifitas yang sangat berjenjang. Tingkat kepekaan seseorang menjadi salah satu alat ukur yang membedakan rasa kepeduliannya terhadap sesama.

Dalam keluarga, pekanya orang tua tampak dari naluri ibu dan pedulinya ayah. Lontaran pertanyaan mereka kadang membuat kita tak pernah terpikir mengapa terjadi. Ada saja rasa khawatir yang ditimbulkannya. Mereka mengenal setiap kepribadian anaknya. Bukan berarti mereka tak menanamkan sikap kepercayaan untuk si buah hati, melainkan adanya tanggungjawab sejauh apapun dilepaskan.

Tidak terlepas peka yang sama juga ada diantara saudara kandung, walaupun tidak kembar, minimal batin sesama saudara selalu terkait. Ada yang tak mampu mengungkapkan karena khawatir terbatas dalam bertindak, tapi durian mana yang tidak akan tercium baunya meski disimpan dalam peti tertutup rapat sekalipun. Ada celah yang menjadi ruang untuk saling terbuka. Itulah peka.



Masih senada tentang peka, dalam pertemanan . . .
(bersambung)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Years Challenge: Perpustakaan Kami juga Perpustakaan Unsyiah

Dapat Wejangan Nasihat Khusus Saat Rektor Ke Pustaka Unsyiah

Warung Kopi Syiah Kuala bukti jejak Pengajar Muda