Damainya dengan Cinta yang Nyaman
Banda Aceh - Aku telah lama bertahan. sejak kau rutin
menyapaku 4 tahun silam, berlanjut Aku sabar hingga alih yang kau sapa hanya di
dunia maya. Kadang pun karna Aku hampir menghapusnya, kau baru tiba menyapa
seolah menahan Aku pergi.
Aku telah bertahan lama, sejak keadaanmu yang sering memberi
kabar dan rutin bertanya kabarku hingga hilang berangin-angin ntah kemana,
muncul pun tiba-tiba sesukamu tarik ulur yang kau umpamakan sebuah pancingan.
Kini, Aku rasa fisik
ini mulai tak karuan sebab batinku yang tak nyaman. Tumpuan musibah dan cobaan
membuat aku tegar dengan sendirinya, awalnya aku mengira kau menjadi bagian
mereka yang menguatkan duka itu.
Tapi, sebaliknya kian hari aku lalui senyum paksaan,
merespon apapun secuil sapaan, menebar rasa peduli untuk yang terkasih, berbagi
duka dan menjadi pendengar sejati, semua harus perlahan Aku tenggelamkan
sebelum semuanya pula Aku terlarut dalam kesedihan, melinangkan tetasan dipipi
yang tak tentu kapan datangnya, sebab olahmu yang juga tak karuan.
Disini Aku mengarungi luka yang dalam, perasaan yang
tersimpan, dan bahagia yang tersesatkan. Aku kau bimbangkan usai janji manis
yang kau lontarkan, berulang kau gapai namun kembali kau gantungkam, maka sudah seharusnya pula kini semu itu aku
tenggelamkan.
Karena apa ?
Hati yang terluka
Ibuku merintih pilunya tak ingin menyusahkan, ayahku
mengharap ibu lekas sembuh, dan dirimu? Mesra bersama orang yang kau sebut
hanya teman.
Aku rasa, kali pertama, kedua, ketiga, ada banyak hati yang
masih bertahan. Tapi, Aku bukanlah pemilik hati yang bisa bertahan untuk
keeempat kalinya. Bagiku semua tentangmu pudar perlahan Aku lepasa dari
genggaman, biarlah kau mencari kesenangan tapi aku tidak akan lagi menjadi
bagian. Aku salah telah menanam harap padamu yang tak lagi seperti harapmu yang
berkali-kali kau lontarkan. Jangan keluhkan kepergian ini, karena semuanya
telah jauh aku hanyutkan ke perairan.
M***r?
Aku tau, itu bukan hanya untukku.
L*****r ?
Aku tau, itu juga bukan sepenuhnya kau niatkan khusus
untukku.
Buanglah harapmu kepada hati yang kini mulai meraungi hari2
dengan senangnya sendiri. Nyaman ku hanya kepada hati2 yang menjaga hati karena
Allah, sang pencipta hati yang menjaga hatinya untuk pemilik hati yang kelak
dipertemukan menjadi satu hati. Hati-hatilah dengan rasa yang mencuri hati.
Permintaan itu jauh telah Aku tenggelamkan untuk pertemuan p******n itu.
Kini, Aku damai dengan cinta yang nyaman, kasih ayah dan ibu yang selalu hangat dalam pelukan. Keluh dan kisahku membuat semua tenang dengan segala ujian. Ketegaran yang mereka tanam membuat Aku berpola dewasa menghadapi ujian, karena do'anya menjadi kebahagiaanku.
Mungkin tulisan ini akan kau anggap hal belaka yang aku kisahkan, tapi apapun itu penilaianmu, aku pun telah mengikhlaskan dan melepaskanmu. Bukan edisi galau, curhatan atau apapun itu namanya yang pasti Aku lebih nyaman seperti saat ini.
Komentar
Posting Komentar