Tarawih Malam Ketiga Masih Tak Berani Tulis


Darussalam - Dalam kesempatan kali ini, tarawih malam ke 3 Ramadhan diisi oleh Ust. Ahmad sekaligus merangkap Imam di Masjid Putih, Rukoh, Jum'at, 19 Juni 2015.

Ceramah singkat yang mengangkat kisah Saidina Ali tersebut hilang begitu saja seraya angin berlalu. Mencoba untuk mengambil pena dan secarik kertas yang telah disediakan didalam tas, namun sayangnya rasa segan, seolah dianggap sombong dan sok rajin masih membekukan tangan ini untuk menulis inti ceramah tersebut.

Berlalu tiga malam sdah tarawih ditempat yang sama, namun belum ada sedkit pun catatan yang dipersiapkan tercoret oleh tinta itu. Berniat untuk menulis setiap malam ceramah-ceramah yang didengarkan ketika tarawih masih nihil.

Ntah rasa apa yang membuat pribadi ini enggan untuk bergerak dan menolak ketidakanyamanan itu. Padahal, pelaksanaan tarawih yang sedikit lebih cepat selesai daripada malam sebelumnya menggaitkan kembali ceramah pada malam pertama.

Namun, alih-alih itu hanya mengambang, sebab tak ada bukti tertulis yang membantu ingatan ini untuk setia.

Sedikit penyampaian Ustad Ahmad, selaku pengurus masjid yang bertindak sebagai penceramah malam itu sempat terekam dalam ingatan bahwa mewakili pengurus masjid, Ia menyampaikan permintaan maaf terkait fasilitas masjid yang tak sanggup menampung padatnya jama'ah yang hadir.

Segala hal yang berkaitan dengan penambahan atap agar tidak panas ketika sholat jum'at, perluasan masjid agar dapat lebih banyak menampung jam'ah dan segala hal yang berkaitan dengan fasilitas diinformasikan tersebut merupakan wewenang dari pihak yayasan. Kendati demikian, pengurus dan pihak yayasan sudah melakukan koordinasi, hanya saja belum terealisasi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Years Challenge: Perpustakaan Kami juga Perpustakaan Unsyiah

Dapat Wejangan Nasihat Khusus Saat Rektor Ke Pustaka Unsyiah

Warung Kopi Syiah Kuala bukti jejak Pengajar Muda