Radio seulaweut, fasilitas dari Allah
Banda Aceh - Kadang kita tak merasa, begitu
banyak fasilitas Allah yang kita sia-siakan. Banyak anugerah terindah yang
terbuang. Banyak kesempatan yang melayang. Banyak peluang yang hilang. Momentum
pun hengkang. Itulah yang tertulis dalam salah satu belasan buku yang sangat menggugah
pribadi saya untuk sadar terhadap fasilitas dari Allah yang dititipkan dalam
berbagai kesempatan. Salah satunya jua adalah kesempatan menulis yang
dititipkan-Nya melalui perantara di event
Radio Seulaweut yang bersisa di ujung deadline,
25 Maret 2015.
Sehubungan dengan tema yang
diusung oleh saluran radio 91,0 FM tersebut, “Antara Aku, Rasulullah dan Radio
Seulaweut”. Saya menganalisa beberapa hal yang tersirat dari letak kata yang terdapat
dalam tulisan tersebut beriringan dengan beberapa penyesuaian dari buku yang
saya baca.
Kata ”Aku”, yang hadir sebagai subjek di depan, mengawali setelah
kata “ antara” memberikan makna bahwa segala sesuatu itu ada sesuai dengan niat
kita. Ada banyak kewajiban yang tertunda, amanah yang terlupa, pekerjaan yang
sia-sia, sehingga momentum lewat begitu saja.
Contohnya:
Banyak nyamuk di rumah ku....
Gara-gara kamu.... malas bersih-bersih
Abu Thayyib Al-Mutanabi mengatakan:
“Manusia dinilai berdasakan perbuatan mereka memang besar.
Di mata orang-orang kerdil masalah-masalah sepele menjadi besar. Bagi yang
berjiwa besar, masalah-masalah besar terlihat kecil”.
Untuk menjadi besar lihatlah cara pandangn orang tersebut
terhada masalahnya. Bagaimna mampu melihat masalah secara proporsional. Menjadi
besar itu harus, tetapi merasa besar itu tidak.
Cara pandang Islam menempatkan manusia dalam posisi
kemanusiaannya, bukan sebagia yang lain . karena itu yakinklah kita mampu dan
kita bisa megatasi segala masalah yang ada.Dan berbahagialah kalau kita memilik
masalah karena Allah masih mempercayai kesnaggupan kita.Lebih berbahagia, bila
kita mampu menyelesaikan masalah. Sebab, bersama masalah ada solusinya,bersama
kesulitan terbuka kemudahan. Jangan sia-siakan kesempatan. Sekaranglah untuk
berbuat. Sepakat ?
Ketahuilah, “ Jika kesibukan dapat menibulkan kelelahan,
maka waktu luangg akan dapat menimbulkan kerusakan”. (Filosof Persia,
Barzanjamhari).
Hati-hatilah dengan waktu kita. Sebab “ada dua nikmat yang
kebanyakan tertipu di dalamnya yakni kesehatan dan kesempatan”. (HR. Bukhari).
Dan “Rasulullah” tepat berada di tengah kalimat tersebut
yang mana kita ketahui, rasulullah merupakan nabi Allah yang seperti mana
halnya dalam buku “menguak Tabir “Cinta Segitiga” Muhammad Saw, peradaban cinta
terbaik dalam sejarah umat manusia,sebagaimana yang disebutkan Allah dalam
Al-Qur’an! Rasul bukan saja membina agar kepribadian merekan menjadi baik,
tetapi sealigus Rasullulah Sawmenjadikan para sahabat dan masyarkat merasa aman
dari kesengsaraan atau siksaan-Nya (Q.S Al-Anfal: 33). Selain itu, Rasulullah Saw juga
mempersaudarakan duakaum sekaligus; yakni kaum Muhajirin dan Anshar,yang
diabadikan d dalam Al-Qur’an sebagai persaudaraan sejati yang paling baik dalam
sejarah perdaban umat manusia.
Beliau diangkat sebagai Nabi dan Rasul Allah Swt – sebagai seorang
manusia biasa-. Artinya, dengan melihat sosok kepriadian Muhammad Saw sebagai
manusia biasa, kaum muslimin akan lebih memahmi bagaimna perjuangnnya dalam
kehidupan. Beliau tidak dengan tiba-tiba diangkat menjadi utusanNya, lalu dengn
serta merta bisa memimpin seluruh umat manusia. Bukan begitu, sebab
padakenyataannya iahidup sebagai manusia yang justru menampilkan
perjuangan-perjuangan besar, usaha dan ikhtiar serta doa.
Sedangkan kata “ Radio Seulaweut” yang berada di akhir,
mengarahkan kepada sebuah media yang nantinya sebagai penyiar antara aku dan
Rasulullah.
Komentar
Posting Komentar