Sekelumit Api Tauhid

Novel tebal lebih 574 halaman ini sangat disungguhi oleh teman saya, Cut Rita Zahara. Novelis Habiburrahman El Shirazy ini ternyata sangat menginspirasi banyak orang. Tak hanya teman saya, bahkan ciut rasa ingin membaca dari saya pun berniat ikut. Namun, sayangnya sangat dimalaskan membaca setebal ini, karena bukan hobi membaca sastra. 

Tepis hal diatas, selama berorganisasi di pers, resiko tidak mengetahui berbagai hal penting akan membuat kita terdiam mendengarkan perbincangan dan diskusi temans pers. Jadi, untuk itu, mau tidak mau, kunjung membca novel-neovel dan sastra lainnya juga harus di kejar. Ketika mulai menggemar mengoleksi berbagai buku bacaan walau belum sempat dibaca, pulang pergi kunjung pustaka, pinjam sana-sini, saya sedikit menyesal dengan kesempatan yang ada, berhubung setelah saya baca, ulasan panjang hanya teringat sekelumit saja. 

Seperti, Api Tauhid ini, mendengar isi novel dari Rita, membuat saya ingin menulis sedikit pemahaman awal terkait isi novel ini, walaupun dengan paksaannya yang menyuruh saya tetap membaca di cover belakang saja, akhirnya setitik referensi pun saya keluarkan. Berlandaskan dengan itu, saya terinspirasi dengan kata-kata,"Cinta yang suci selalu melahirkan keajaiban dan keteladanan", sepenggal kalimatyang memicu saya langsung mengingat ibu. Berbalut rindu membuka keajaiban bertemu ibu dikala pilu semoga akan berlaku, tapi . . . . . 

-Bersambung-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Years Challenge: Perpustakaan Kami juga Perpustakaan Unsyiah

Dapat Wejangan Nasihat Khusus Saat Rektor Ke Pustaka Unsyiah

Warung Kopi Syiah Kuala bukti jejak Pengajar Muda