Dapat Wejangan Nasihat Khusus Saat Rektor Ke Pustaka Unsyiah

Banda Aceh - Siapa yang tidak kagum dengan kehadiran seorang petinggi kampus ternama di Aceh. Kala itu, kehadiran Rektor Universitas Syiah Kuala, Bapak Syamsul Rizal mendapat sambutan ramah oleh Kepala Perpustakaan Unsyiah Bapak Taufiq Abdul Gani, 02 Januari 2015 lalu.




 

Dalam kunjungan Rektor menyidak Pelayanan dan fasilitas perpustakaan yang dikawal oleh pembantu Rektor I, Bapak Hizir dan beberapa orang Polisi Kampus (Satpam) tampak aktivitas pengunjung membeku sejenak berpikir "Ada apa?" -(sama halnya terjadi pada saya)-

Disamping penasaran dan menilik punya kesempatan bertemu melalui ID Card, saya mencoba untuk memberanikan diri berdiri dalam jajaran rektorat tersebut, meskipun harus tahan banting sebab dibanjiri oleh ratusan mata pengunjung lainnnya yang mungkin bertanya, "Ngapain itu anak samperin Rektor?", suara angin yang kedengaran. 

Tak lama berdiri tegap diposisi tersebut, tiba-tiba Rektor menyadari ada seseorang yang aneh dalam lingkupannya. Tanpa disadari Pak Taufiq memperkenalkan saya secara langsung bahwa ini wartawan kampus dari D**** Unsyiah. 

Tersorot sudah fokus Rektor beralih kepada saya, dari perhatiannya yang sedang bertanya-tanya tentang layanan Acces Computer seketika itu pula beralih memberikan wejangan nasihat sembari berjalan pulang menuju gedung Rektorat.

Dari lantai 2 Perpustakaan Unsyiah, beriringan dengan jajarannya yang juga didampingi oleh Pak Taufiq, satu-satunya mahasiswi yang ada dilingkup tersebut adalah saya. Saya kagum turut menghantar Rektor hingga pintu keluar Gedung Perpustakaan sembari diberikan motivasi dari rektor. 

"Media menjadi sebuah kontrol sosial dalam memberitakan sebuah institusi, apa jadinya jika pemberitaan tidak sesuai dengan sebenarnya? Apa itu sebutanny? Pelajari hadis-hadis!, tegas rektor kepada saya yang mendapat support dengan gayanya Pak Topgan memberik jempol sembari berkata, "Semangat Riyanti !".

Intinya, selama di Perpustakaan Unsyiah, jangankan buku yang dapat dibaca secara gratis, bahkan pengalaman yang tidak disaangka - sangka juga bisa melebihi tanda tanya, "Ini bukan mimpikan ?". Hidup "jangan" terlalu mengikuti arus. Beribu pengalaman ada dalam setiap detiknya, karena setiap detik itu ada kesempatan. Seseorang yang berani melawan takut, bersiap dengan resiko pasti akan punya jawaban dan rasa tersendiri atas rasa penasarannya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Years Challenge: Perpustakaan Kami juga Perpustakaan Unsyiah

Warung Kopi Syiah Kuala bukti jejak Pengajar Muda